BACAAN RUKU’
DAN SUJUD KETIKA SOLAT
Dosen
Pengampu:
Bpk.
Haeri,SH
Disusun
oleh: Peny Indah Saraswati
NIM:
201410020311029
Pogram Studi Ahwal
Syakhsiyyah
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Malang
2014/1015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga
kita semua diberi umur sampai hari ini,karena seiring bergulirnya waktu usia
manusia akan berkurang dan terus berkurang. Karena itu kita harus memanfaatkan
waktu untuk menjadi yang lebih baik dari hari kemarin, karena manusia hidup di
dunia ini hanya untuk sementara waktu saja. Maka dari itu mari memupuk ibadah
serta amal sholeh sehingga semua amalan itu dapat menuntun kita kejalan Allah
SWT. Sebagai hamba Allah yang bertaqwa,
maka sudah sepatutnya kita menjalankan ibadah wajib kita yakni sholat. Dan
dengan beribadahnya, maka perlu ilmu pengetahuan agar kita paham akan benar
atau salahnya solat kita. Maka, pada kesempatan kali ini, saya menuliskan
beberapa bacaan ruku’ dan sujud pada sholat. Sebab, Rasulullah pernah bersabda,
”Sholatlah
sebagaimana kalian melihat aku melakukan sholat” . Dengan demikian, semoga apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membaca.
BACAAN KETIKA RUKU’
Lafal yang dibaca ketika ruku’ telah ditentukan sebagaimana pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi‘i yaitu: “Subhana Rabbial Adzim” (3x). Menurut pendapat mereka, tidak boleh membaca selain ini karena bacaan untuk ruku‘ dan sujud atau tauqifi, sudah merupakan ketetapan yang baku. Pendapat mereka di dasarkan pada dalil hadits:
Lafal yang dibaca ketika ruku’ telah ditentukan sebagaimana pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Asy-Syafi‘i yaitu: “Subhana Rabbial Adzim” (3x). Menurut pendapat mereka, tidak boleh membaca selain ini karena bacaan untuk ruku‘ dan sujud atau tauqifi, sudah merupakan ketetapan yang baku. Pendapat mereka di dasarkan pada dalil hadits:
Dari ‘Uqbah bin Amir, dia berkata:
”Ketika turun ayat (Fasabbih bismi rabbikal ‘adzhim), Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada kami,”Jadikanlah ayat itu bacaan dalam ruku‘mu. Dan ketika turun ayat (Sabbihisma rabbikal a‘laa) beliau berkata,”Jadikanlah ayat itu bacaan dalam sujudmu.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim, al-Baihaqi, Ad-Darimiy)
”Ketika turun ayat (Fasabbih bismi rabbikal ‘adzhim), Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada kami,”Jadikanlah ayat itu bacaan dalam ruku‘mu. Dan ketika turun ayat (Sabbihisma rabbikal a‘laa) beliau berkata,”Jadikanlah ayat itu bacaan dalam sujudmu.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim, al-Baihaqi, Ad-Darimiy)
Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa lafal untuk
ruku‘ dan sujud tidak ada lafal yang baku. Sebagaimana pengertian dalil yang
dipahami beliau:
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
”Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Quran dalam ruku‘ dan sujud. Dalam ruku‘, (ta‘dzhimkan) agungkanlah Rabbmu dan dalam sujud (bertasbihlah) sucikanlah rabbmu.” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasai, Al-Baihaqi, Ahmad)
”Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Quran dalam ruku‘ dan sujud. Dalam ruku‘, (ta‘dzhimkan) agungkanlah Rabbmu dan dalam sujud (bertasbihlah) sucikanlah rabbmu.” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasai, Al-Baihaqi, Ahmad)
Bacaan ruku’ ada beberapa versi, dan kesemuanya
boleh dijadikan sebagai bacaan ruku’, karena bacaan tersebut memiliki
dasar-dasar yang kuat dari hadits yang berbeda-beda, di antaranya adalah:
Bacaan 1:
”Sub hana rabbiyal’adhim” (3x)
(”Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung”)
(Dibaca 3 kali)
(HR. Ahmad, Abu Daud & Ibnu Majah). Terkadang membacanya
lebih dari 3 kali (yang menunjukkan lamanya sholat Beliau SAW).
Bahkan pada suatu kali dalam sholat lail, Beliau SAW
membacanya dengan mengulang-ulang sehingga lama ruku’nya sama dengan lama
berdirinya. Padahal Beliau membaca 3 surah panjang (al-Baqarah, an-Nisaa dan
Ali Imran) diselingi dengan doa-doa dan istighfar.
Bacaan 2:
Dari ‘Uqbah bin Amir, dia berkata:
”Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika ruku‘ membaca:
”Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika ruku‘ membaca:
[Artinya]: “Mahasuci Allah, Tuhanku Yang Maha
Agung, dan aku ruku’ dengan memuji-Mu”. (HR Abu Dawud, Daruqutni meriwayatkannya
dari Ibnu Mas’ud)
Menurut Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, beberapa
perawi hadits ini adalah dhaif. Namun demikian ada riwayat lain yang menguatkan
hadits ini, yaitu hadits Hudzaifah yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah di
atas, serta hadits Aisyah radhiyallahu anha berikut:
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:
“Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam ruku’ dan sujudnya mengucapkan, ‘Subhanakallahumma rabbanaa bihamdika Allahummaghfirlii’.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
“Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam ruku’ dan sujudnya mengucapkan, ‘Subhanakallahumma rabbanaa bihamdika Allahummaghfirlii’.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
Keterkaitan hadits ini dengan do’a di atas adalah
pada bacaan “tahmidnya”; artinya kalau Rasulullah juga pernah bertahmid dalam
ruku’nya, maka berarti tahmid tidak dilarang. Dengan demikian, sungguhpun
hadits Uqbah yang diriwayatkan Abu Dawud dhaif, namun bisa dipakai karena didukung
oleh hadits lain yang shahih.
Bacaan 3:
Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata:
“Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam ruku’ dan sujudnya mengucapkan:
“Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam ruku’ dan sujudnya mengucapkan:
“SUBHANAKALLAHUMMA RABBANAA BIHAMDIKA
ALLAHUMMAGHFIRLII”
[Artinya]: “Mahasuci Allah, Tuhan kami, dan
segala puji bagi-Mu. Ya Allah, ampunilah aku.” (HR. Muttafaq ‘alaih) Rasulullah
SAW memperbanyak doa ini dalam ruku dan sujudnya.
BACAAN
KETIKA SUJUD
1.
”Subhana rabbiyal a’la” (”Mahasuci Tuhanku Yang
Mahatinggi”) tiga kali atau lebih. Pernah dalam sholat malam Rasulullah SAW
mengucapkan berulang-ulang sehingga lama sujudnya hampir sama dengan
berdirinya. Padahal dalam berdirinya Beliau SAW membaca 3 surah yang panjang
(al-Baqarah, an-Nisaa dan Ali Imran), diselingi dengan bacaan doa dan istighfar
sebagaimana yang dijelaskan dalam sholat lail (malam, tahajjud)
2.
”Subhaana rabbiyal a’la wabihamdih.” (”Mahasuci
Tuhanku Yang Mahatinggi dan segala puji bagi-Nya)
3.
”Subbuuhun qudduusun rabbul malaaikati warruuhu.”
(”Mahasuci dan Mahakudus, Tuhan, malaikat dan ruh)
4.
”Subhaanaka allahumma rabbanaa wabihamdika
allahummaghfirlii.” (Maha suci Engkau wahai Tuhan, Tuhan kami dengan memuji-Mu
wahai Tuhan, ampunilah aku.) HR. Bukhari dan Muslim. Bacaan ini banyak Beliau
baca pada saat ruku’ dan sujudnya sebagaimana yang diperintahkan al qur’an.
Dengan demikian, dapat saya simpulkan bahwa bacaan
ruku’ yang dapat dijadikan sebagai panutan yakni dari yang diriwayatkan oleh
Ahmad, Abu Daud & Ibnu Majah; ”Subhana rabbiyal’adhim” (3x) terkadang
membacanya lebih dari 3x, dan dapat juga menggunakan yang diriwayatkan oleh
Muttafaq ‘alaih yakni “SUBHANAKALLAHUMMA RABBANAA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII”
sebab Rasulullah memperanyak doa ini dalam ruku’dan sujudnya. Dalam bacaan
ruku’ “subhana rabbiyal’adhim” tidak perlu ditambah dengan kata “wabihamdih”
sebab hadist yang mengatakan bacaan tersebut adalah hadist dhoif.
Dan bacaan dan sujud yang bisa digunakan adalah “subhana robbiyal a’la” tanpa ditambah
dengan kata “wabihamdih” dan dapat juga menggunakan bacaan “subhanakallahumma rabbana wa bihamdikallahummaghfirlii” sebab
bacaan inilah yang banyak dibaca oleh Rasulullah SAW. Ketika ruku’ maupun
sujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar